A.
Catatan
Pengantar
Mencermati judul ceramah di atas, maka saya mengajak
kita untuk terlebih dahulu memahami 3 hal pokok yang terkandung di dalam judul
tersebut yaitu ; (1) Apa itu Kepemimpinan (2) Apa
bedanya kepemimpinan umum dengan Kepemimpinan Kristen dan (3) Bagaimana
penerapannya dalam berorganisasi. Dengan pemahaman awal seperti itu, barulah
kita bisa memahami secara jelas tentang Ciri Kepemimpinan Kristen dan
penerapannya dalam praktek berorganisasi di tengah-tengah kehidupan social,
gereja maupun keluarga.
B.
Apakah
Kepemimpinan itu ???
Ada begitu banyak pengertian tentang Kepemimpinan. Tetapi
secara umum, Kepemimpinan dapat disebut sebagai; suatu proses terencana yang dinamis melalui suatu
periode waktu dalam situasi
yang di dalamnya pemimpin
menggunakan gaya kepemimpinan yang khas, sarana
dan prasarana untuk mempengaruhi
pengikut-pengikutnya (bawahannya) demi mencapai tujuan bersama.
Dari pengertian seperti di atas maka dalam
kepemimpinan terdapat 5 aspek yang sangat penting dan menentukan dan saling
terkait satu dengan yang lainnya yaitu ;
1. Kepemimpinan adalah suatu proses yang terencana.
(bukan terjadi secara kebetulan).
2. Dalam kepemimpinan mesti ada pemimpin.
3. Dalam kepemimpinan harus ada orang yang dipimpin.
4. Harus ada tujuan yang jelas
5. Harus ada waktu dan konteks dimana proses kepemimpinan
itu dapat berlangsung
.
C.
Apakah
Kepimpinan Kristen itu ???
Pertanyaan kritis kita selanjutnya adalah apa itu
kepemimpinan Kristen dan apakah ada perbedaan diantara kepemimpinan umum dan
kepemimpinan Kristen ?? Dan kalau ada, dimana perbedaannya ??? Inilah
pertanyaan yang akan kita bahasa pada bagian ini.
Bicara tentang Kepemimpinan Kristen, berarti kita berbicara
tentang model kepemimpinan umum yang mengandung 5 aspek
yang disebutkan di atas disertai
dengan ciri-ciri kepemimpinan yang khas Kristen. Ciri-ciri itu berdasar atau
berpusat pada Sosok Yesus Kristus sebagai sumber kepemimpinan Kristen.. Jadi kepemimpinan Kristen tidak sekedar menambahkan kata “Kristen”, untuk
membedakannya dengan kepemimpinan umum. Tetapi dalam Kepemimpinan Kristen mengandung
nilai-nilai kekristenan yang sangat kuat yang tercermin dalam proses
kepemimpinan yang dilakoninya.
Terkait dengan itu maka sebagai suatu proses yang
terencana dan dinamis maka Allah dalam Kristus Yesus yang dilihat sebagai
pengambil prakarsa (inisiatif) di dalam proses kepemimpinan itu. Sementara kehadiran
seorang pemimpin mesti dilihat sebagai “seorang pelayan” atau hamba yang melayani
dan bukan seorang penguasa yang memerintah dengan tangan besi.. Dengarlah
pernyataan Yesus berikut ini : “…Anak manusia datang bukan untuk dilayani
tetapi untuk melayani… (Bd. Matius 20:28a). Kemudian orang yang dipimpin
(bawahan) mesti dilihat sebagai umat Allah yang bertanggung jawab untuk
terlibat aktif dalam pekerjaan pelayanan itu. Sedangkan tujuan yang akan
dicapai harus selalu berorientasi pada kemuliaan Allah.
Seterusnya untuk memahami nilai-nilai kepemimpinan Kristen
tersebut maka di bawah ini dihadapkan 5 ciri khas dari kepemimpinan Kristen , yang
diuraikan secara garis besar.
1.
Kepemimpinan Kristen Menghadirkan Nilai-nilai
Tanggung Jawab.
Maksudnya adalah
seorang pemimpin Kristen harus merasa bertanggung jawab terhadap tugas
kepemimpinan yang dipercayakan kepadanya. Katakanlah ia harus sangat sadar
bahwa jatuh bangunnya kehidupan semua
orang yang dipimpinnya berada dipundaknya. Karena itu ia tidak bisa menggunakan gaya Pilatus
yaitu “mencuci tangan” untuk melepaskan dirinya dari tanggung jawab yang harus
dipikulnya sebagai resiko seorang pemimpin.
Terkait dengan itu maka seorang pemimpin yang
bertanggung jawab harus menampilkan hal-hal sebagai berikut ;
1. Harus berani menegur dan mengoreksi bawahannya yang melakukan kesalahan. . Banyak pemimpin yang segan bahkan takut menegur
dan mengoreksi bawahannya yang melakukan hal yang salah. Belajarlah dari
peristiwa yang terjadi di Taman Getsemani, ketika Yesus akan ditangkap, salah
seorang muridNya menghunuskan pedang dan memenggal telinga Malkhus hamba Imam
Besar Kayafas. Terhadap persitiwa itu Yesus menegur muridNya itu. (Bd. Matius
26:52).
2. Harus bertindak dengan tegas.
Banyak pemimpin yang kurang bertindak tegas, bahkan
terkesan berusaha untuk berkompromi dengan hal-hal yang salah. Belajarlah dari perumpamaan
tentang Talenta (Bd. Matius 25:14 -22). Ia tidak takut terhadap resiko yang
akan diterimanya akibat tindakananNya yang tegas itu.
Untuk bersikap tegas, maka setiap pemimpin harus ;
a. Memiliki ketajaman dalam mengenal dan menganalisa
masalah
b. Banyak mendengar sebelum menjawab
c. Terbuka untuk menerima saran dari orang lain
d. Laksanakan setiap keputusan dengan konsekwen
e. Selalu meminta petunjuk Tuhan.
6. Harus bersikap adil dan jujur
Banyak pemimpin yang kurang bahkan tidak adil dan jujur terhadap bawahannya. Berbagai
keputusan yang diambil selalu mengorbankan hak-hak bawahannya. Karena itu Yesaya
dalam tulisannya menggambarkan seorang
pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memutuskan perkara dengan adil dan
mengambil keputusan dengan jujur. (bd. Yes. 11:4).
7. Harus bersikap terbuka dan siap menerima kritikan.
Pemimpin yang bertanggung jawab adalah pemimpin yang
tidak saja mau menegur dan mengoreksi bawahannya, tetapi juga harus terbuka
untuk dikritik oleh orang lain, terutama orang yang dipimpinnya.
2. Kepemimpinan Kristen
menuntut Pemimpin Yang bertumbuh (dinamis).
Pertumbuhan itu mencakup pengetahuannya, kepribadiannya
dan kehidupan spiritualitasnya..
-
Pertumbuhan yang berhubungan
dengan pengetahuan maksudnya adalah seorang pemimpin harus terus belajar, untuk
memperluas wawasan, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang
sangat cepat.
-
Pertumbuhan yang
berhubungan dengan kepribadian maksudnya adalah suatu proses pertumbuhan kearah
kedewasaan dan kematangan, sehingga Dia menjadi pribadi yang utuh.
-
Pertumbuhan yang berhubungan
dengan kehidupan spiritualitas adalah berhubungan dengan sikap dan perilaku
yang terus membangun hubungan yang akrab dengan Allah sebagai sumber
pertumbuhan dan kehidupannya. Dalam upaya mencapai kepemimpinan yang bertumbuh
itu, maka sikap yang harus ditampilkan adalah :
1. Sikap rendah hati (bd. Filipi 2 :5-11; Amsal 15:33, 22:4). Ia harus sadar bahwa Allah
sementara melatihnya.
2. Sikap hidup yang saleh. Artinya menghindari diri dari berbagai perbuatan
kejahatan (bd. Ayub 1:1-2, 28:28 ; Amsal 16:17).
Karena itu nilai kesetiaan kepada Allah menjadi hal yang penting.
3. Sikap Bijaksana dan tidak ceroboh serta asal-asalan dalam bertindak. (Amsal 14:18,15:14, 15:31-32)
Sementara sikap yang
harus dihindari adalah :
1. Sikap angkuh dan kesombongan (bd. Amsal 16:18, Dan 4:33, I. Kor.
4:7, Yer. 17:5-8, Amsal 16:5).
2. Sikap kemalasan (Amsal 18:9, 20:13).
3, Kepemimpinan
Kristen membutuhkan pemimpin yang dapat menghadirkan dirinya sebagai teladan
atau model.
Pemimpin Kristen adalah pemimpin
model, yang harus dapat menjadi teladan atau contoh bagi orang lain
terutama bawahannya. Keteladanan itu bukan hanya dibicarakannya, tetapi mesti
muncul dalam sikap dan perilaku hidup. Keteladanan itu dia bergerak maju secara terus
menerus (kontinu) dan keteladanan itu harus
membangkitkan motivasi orang lain untuk kreatif dalam memimpin. Terkait dengan itu maka ada 3 bentuk
keteladanan yang patut diperhatikan yaitu ;
a. Keteladanan hidup rohani. (bd. I.Tim. 3:1-7, II. Tim.2:1-13, 14-26; I. Tim. 6:11).
Maskudnya ialah seorang pemimpin Kristen harus menampilkan
suatu bentuk kehidupan rohani yang taat dan setia melakukan kehendak Tuhan dan
takut akan Tuhan dalam hidupnya. Untuk itu ia harus berdisplin tinggi dan
menguasai dirinya agar terhindar dari keinginan untuk melakukan
perbuatan-perbuatan yang jahat.
b. Keteladanan dalam membangun hubungan dengan orang lain. (Bd. Fil. 2:1)
Maksudnya ialah pemimpin Kristen harus
mampu membangun komunikasi dengan orang lain (bersifat komunikatif). Pemimpin
yang komunikatif itu dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut ;
v Selalu memberi informasi yang jelas dan dapat
dipercaya
v Informasi yang diberikan harus sesuai kebutuhan dan
aktu yang tepat.
v Setiap informasi
harus mendorong motivasi dan bersifat mendidik
v mempersatukan, ,
dan perduli pada kepentingan orang lain.
c. Keteladanan dalam bekerja. (bd. Kel 18:21, Kpr. 6:3).
Keteladanan dalam bekerja menuntut dari seorang
pemimpin untuk ;
a. Memiliki kecakapan.
Sebagai seorang pemimpin yang cakap maka ia harus ;
-Sadar bahwa ia tidak mungkin tahu segala hal
-Ia tidak boleh
bertindak melebihi kewenangannya (harus tahu batasan tugasnya)
b. Menjadi seorang pekerja dan bukan seorang yang
kerjanya hanya memerintah
c. Menjadi pelayan dan bekerja adalah wujud pelayanannya
kepada orang lain.
d. Memiliki ketekunan dan kemauan yang diandalkan.
e. Mampu bekerjasama dengan orang lain
f. Dapat menyelesaikan tugasnya.
4. Kepemimpinan Kristen Membutuhkan
Pemimpin Yang Efisien.
Pemimpin yang efiseien diindikasikan dengan ;
a. Bekerja sesuai dengan tujuan yang dikehendaki Allah.
b. Percaya dan berani membagi tanggung jawab kepada orang
lain
c. Terbuka dan mau membantu orang lain yang
membutuhkannya.
d. Jujur dalam memberikan penilaian kepada rekan kerja
dan orang lain
e. Jangan hanya memperhatikan diri sendiri.
f. Menyediakan waktu yang cukup.
g. Jangan melakukan penyimpangan-penyimpangan.
5. Kepemimpinan Kristen membutuhkan pemimpin yang mempersatukan.
Seorang Pemimpin Kristen adalah seorang
yang mampu membangun persatuan dengan orang lain dalam organisasi yang dipimpinnya
(internal) tetapi juga dengan orang lain di luar lingkungan organisasinya. (ekstranal). Karena itu hal-hal yang mesti ada dalam diri pemimpin yang
mempersatukan itu ialah ;
v Memiliki kasih yang kuat.
v Mampu mengendalikan diri dari emosinya
v Selalu berbuat baik bagi orang lain
v Memiliki integritas (jati diri) yang baik
v Bersahabat dan bergembira.
Disamping itu, ia harus jauhkan diri dari kebiasaan ;
v Memfitnah dan membuang kesalahan pada orang lain
v Cemburu dan Iri hati
v Sombong dan angkuh.
D. Penerapannya Dalam Praktek
Berorganisasi.
Sebagaimana kita ketahui bahwa proses kepemimpinan itu
justru muncul atau menjadi nyata dalam praktek berorganisasi. Apapun bentuk
organisasi itu, kecil, menengah atau besar, yang biasa sifatnya atau yang
bonafit sifatnya, semuanya dapat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuannya,
bila proses kepemimpinan itu dapat dijalankan dengan baik pula. Sebagai orang
Kristen, maka suka atau tidak suka, mau atau tidak mau kita harus mulai
membiasakan diri untuk menghadirkan ciri-ciri kepemimpinan Kristen dalam
berorganisasi. Terkait dengan itu mesti
digaris bawahi bahwa tidak bisa dikatakan, semua pemimpin yang beragama Kristen
adalah “Pemimpin Kristen”. Kenapa ? Karena hal itu sangat terkait dengan
seberapa besar sang pemimpin itu menghadirkan ciri-ciri kepemimpinan Kristen
dalam proses kepemimpinan yang dilakoninya.. Kenyataan membuktikan bahwa dalam
praktek berorganisasi di tengah-tengah masyarakat, gereja maupun dalam
keluarga, Ciri kepemimpinan Kristen terasa begitu jauh dari harapan kita. Inilah
suatu tantangan yang dihadapkan kepada anda sekalian sebagai generasi penerus
gereja, masyarakat, bangsa dan Negara.
E.
Penutup.
Demikianlah beberapa catatan yang dapat saya hadapkan
terkait dengan upaya mempersiapkan Anak Remaja pada Klasis GPM P.P. Aru, untuk
belajar menghadirkan diri sebagai pemimpin Kristen masa depan yang berkualitas.
Semoga ada manfaatnya bagi anda, kini dan esok. Tuhan Yesus pemimpin yang
sejati menolong kita.
Dobo, Minggu 17
Oktober 2004.
Pdt. Jan. Z.
Matatula. S.Th.
Sekretaris
Klasis GPM P.P.Aru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar